Entri Populer

Kamis, 14 November 2013

Membuat Lampu Flip-Flop Sederhana



Bahan : 

Pertama kita membutuhkan sebuah project board yaitu papan rangkaian untuk membuat rangkaian tanpa harus menyolder kaki-kaki komponennya. Resistor, yaitu komponen elektronika yang dapat menghambat arus listrik



Kapasitor Elektrolit (elko), yaitu sebuat kapasitor yang pemasangannya tidak boleh terbalik

Transistor, yaitu rangkaian yang terbuat dari bahan NPN atau PNP, terdapat 3 buah kaki pada Transistor masing-masing mempunyai nama yaitu colector, basis, dan emiter.






LED (Light Emiting Diode), seperti namanya LED adalah sebuah dioda, tetapi bedanya dengan Dioda biasa adalah LED dapat Memancarkan cahaya. Seperti halnya Elko Pemasangan LED tidak boleh terbalik, sebab masing-masing kaki mempunyai kutub yaitu kutub Anoda(+) dan Katoda(-).






nah ini dia rangkaian lampu flip-flop yang akan kita buat
Rangkaian flip-flop terbagi 2 yang pengendali dan tampilan, pengendali yaitu komponen-komponen seperti resistor, trasistor, dan elko. Sedangkan tampilan adalah lampu LED itu sendiri.


Berikut dijelas kan pada gambar :

Amplifier



Alternative Amplifier 5.0 Channel
Alternative home theater murah ;  berbicara amplifier seperti tidak ada habisnya, apalagi berbicara amplifier class high end tentu saja seperti tidak ada tandingannya. Tetapi mungkin amplifier high end ini hanya untuk kalangan berkuping jeli berkantong tebal, begitu juga dengan jenis amplifier digital 5.0 /5.1 channel ( istilah trendnya home theater ) dengan suara yang mumpuni DTS ( surround yang muter-muter bikin keder kalo lagi nonton film, xi xi xi  ) pasti harganyapun bikin muter-muter kantong juga.
Disini saya akan mencoba memberikan tips sederhana dan murah hanya memanfaatkan sistem ampli yang ada dirumah masing-masing, atau beli kit power ampli sesuai selera dan kantong.  Ini hanya memanfaatkan system DVD player yang sudah include DTS prologic / 5.1 channel output analog maupun opticalnya dan tidak perlu membuat decoder 5.1 channel pada amplifier, kita hanya membuat perkanal  amplifier untuk mendrive output analog dari DVD tersebut.
-         Stereo untuk main speaker + tune control
-         Stereo untuk Sr ( surround Spekaer ) + volume control
-         Mono untuk center speaker +  filter band pass + volume control
Total power amplifier 5 buah mono blog atau 2 stereo amplifier dan 1 mono untuk center speaker, power untuk surround dan center tidak perlu berdaya watt besar hanya menggunakan power ampli berdaya sedang dan untuk main speaker menggunakan power amplifier standar aktif speaker kisaran 150 watt stereo.  Jadi intinya harus ada DVD player yang benar-benar include output 5.1 channel, dirumah saya menggunakan DVD player SANKEN type sdd 3000 ue ( bukan promosi ye xi xi xi ) beli lagi tahun 2009an pas lagi diskon ( maklum kantong tipis cos bukan kantong tebal sih xi xi xi ) sampai sekarang masih berfungsi normal.  Untuk power saya menggunakan power murah OCL 150 watt untuk main, surround  dan center, surround dan center wattnya diperkecil ( OCLnya di rubah ) karena karakter untuk power surround dan center tidak perlu ngebas cukup MID dan Bass dikit – untuk menghandle speaker 4 in.

 ( gambar pertama output DVD & kedua  Input Ampli, untuk 5.1 ch log DVD/AC-3 input )
Triknya gini pertama kita setup DVD tersebut untuk kanal output audio dari 2ch menjadi  5.1 ch, di remote ada tulisan SETUP ( baca buku paduan DVD biasa pasti dapet klo beli baru ) setelah tampil menu pilih audio dan pilih 5.1 ch. Klo DVD seperti sanken sdd 3000 ue ia automatic ngebaca kaset  dvd yang sudah  DTS,  output kanal belakang DVD ( bila benar2 include 5.1 ch ) sudah ada  5.1 ch audio dan di tulis FL  FR, CEN, SUB, SL SR kanal tersebut hanya tinggal diumpankan ke input amplifier yang sudah di siapkan.  Tetapi  kekurangan di sini suara agak kecil mesti dibuat buffer  untuk tiap kanal Fl-FR, CEN,SR-SL.  

Lihat gambar  pada input ampli gambar bawah , ampli tersebut dalamnya saya tidak pasang decoder 5.1 ch hanya pengambilan input langsung pada output DVD, beberapa pabrikan elektronik yang ada nama di indo pun hanya memanfaatkan output DVD langsung  ke input ampli mangkanya mereka jual langsung include DVD player biar praktis xi xi xi.  Jadi kita tidak perlu membuat decoder  5.1ch / 5.0 ch praktis hanya bikin power saja dan buffer input untuk masing-masing kanal, menggunakan 1 trafo  5 A murni buat handle power main dan center , 1 trafo 5 A banci buat handle power surround  dan 1 trafo 1 A untuk handle tone control  + Buffer ( master volume  surround dan center ).
Untuk speaker Front,  disarankan  speaker Main ( FR speaker depan kiri dan kanan ) system 3 way  lebih cocok  dan menggunakan Cross Over yang baik atau yang bagus, keuntungan menggunakan Cross Over sedikit distorsi pada speaker anda – karena mereka (cross over ) dirancang untuk menghandle speaker anda bermain pada frekuensi yang memang seharusnya mereka ( speaker ) mainkan, keuntungan terakhir dari  Cross Over bagi mereka yang tertarik dalam kualitas suara. 
Untuk speaker center,  Sesuai namanya speaker center memang diposisikan tepat berada di tengah-tengah posisi dari tempat duduk Anda. Karena posisinya berada di tengah, maka umumnya jenis speaker center dirancang magnetic shielding untuk menghindari efek gaussing pada perangkat monitor yang berada di dekatnya. ( seperti speaker buat TV )
Untuk speaker Surround, Dalam sistem tata suara HT ( home theater ), peran speaker surround boleh dibilang sangat membantu dalam menghadirkan efek ruang. Sehingga, efek suara yang dihasilkan dapat melingkupi seluruh ruang dengan sempurna tanpa diketahui oleh pendengar suara datang dari arah mana. Beberapa pabrikan pembuat speaker, kini menawarkan jenis speaker surround jenis Bipole  yang didukung driver dua kutub, di mana dapat diatur mode operasinya. Jenis speaker  ini bisa menghasilkan dua arah suara sehingga bila di tempatkan sebagai speaker surround, suara tidak dapat di tentukan dari arah mana ( speaker seperti tidak bersuara ) selain itu penyebaran suara lebih lebar dibandingkan dengan jenis speaker biasa.  Dan harganya pun Luarrr Biasa untuk jenis speaker ini, ( ada cara mengakalinya dengan speaker biasa dilain artikel ).

Surround


Home Theater Sederhana
Pengolahan suara surround dari sinyal stereo dengan unit reverb
penunjang teori 
pada prinsipnya sinyal suara surround ( efek mengelilingi )  tidak jauh berbeda  dengan suara aslinya yaitu sinyal stereo, hal ini dihasilkan dalam proses perekaman ketika dua sinyal yang identik dicampur bersama-sama, dengan salah satu sinyal  diumpankan dalam waktu-tertunda dengan jumlah yang kecil dan secara bertahap berubah ( perubahan fasa ). Jumlah tersebut biasanya sama dengan atau kurang dari 20 milidetik dengan linier fasa terbalik. Terkait dalam deret harmonik linier-natural ( dalam nyatanya kombinasi dari semua suara- gema atau suara pantulan adalah efek akuistik ). Bagian dari sinyal output yang tertunda adalah umpan kembali ( pembalik fasa ) dan bergema maka jika rekaman tersebut diputar ulang secara stereo, suara gema akan teredam oleh suara asli, sehingga gambaran tentang ruang akan kabur. Dengan mereproduksi kembali  suara gema, maka akan terbentuk suatu image ruang yang jelas.
Ini berperinsip karena telinga kita tidak menerima suara langsung saja tetapi juga akan menerima suara pantulannya. Waktu suara pantulan terdengar yang mencapai telinga tergantung waktu yang ditempuh oleh suara langsung untuk mencapai  pada titik pantulnya. Sehingga antara telinga kiri dan kanan akan menerima suara yang sama, baik dari suara aslinya maupun dari suara pantulannya.  Jadi sederhananya efek suara surround hanya memunculkan kesan image 3D, yaitu kedalaman pada image suara intinya adalah suatu teknik rekayasa bertujuan agar pendengar seolah-olah berada ditengah-tengah suatu aksi atau konser. Tetap yang harus diperhatikan untuk tataan syestem suara adalah perfect Balance pada speaker utama/speaker depan ( Main speaker ).

Untuk mengembalikan tata suara surround yang terdapat pada rekaman stereo biasa.dapat dilakukan dengan mendeteksi suara yang mengalami pergeseran Fasa, terlebih dalam prosesnya perekaman suara surround tidak membutuhkan perekaman secara khusus dan cocok pada rekaman stereo biasa. Dan untuk mencari suara yang mengalami pergeseran fasa ini ditulis secara matematik sebagai selisih antara sinyal kiri dan kanan (L-R), sinyal tersebut bila dimunculkan pada sebuah media speaker dan di tempatkan dibelakan sebuah ruang dengar maka kita seakan-akan mendapatkan sebuah pemantul dinding suara tepat dititik dimana kita menempatkan speaker tersebut.
untuk menirukan pergeseran fasa pada sinyal suara yang telah dipantulkan, suara surround mengalami pergeseran fasa secara elektronik. Pergeseran suara ini dilakukan dengan memberikan suatu tundaan waktu.

Rangkaian-rangkaian yang dibutuhkan membuat decoder 5.1 Channel ( surround )
1. Rangkaian  Buffer depan ( input )
2. Rangkaian L-R
3. Rangkaian lowpass dan bandpass filter
4. Rangkaian Delay
5. Rangkaian peredam noise untuk section L-R, delay dan bandpass filter ( sinyal surround )
6. Rangkaian Spech voice filter untuk center section.

Resistor


Jenis Resistor
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1. Fixed Resistor
2. Variable Resistor
3. Resistor Non Linier
:
:
:
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
2.
3.
Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon.
Resistor Variabel
1. Trimpot : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng.
2. Potensio :

Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :
Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC

PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.


NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.

LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
Jenis LDR NTC PTC